Minggu, 01 Maret 2009

Semoga anggota DPR yang baru tidak mempunyai sifat - sifat ini

Kalau kita memperhatikan negara kita tercinta sekarang ini, kita yang mengerti pasti akan merasa prihatin dengan kondisi yang sekarang sedang terjadi. Negara yang kaya – raya dengan sumber daya yang melimpah ruah, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam, ternyata hanya menjadi penonton di tengah hiruk pikuk perlombaan kemajuan teknologi negara – negara lain.

Negara di sekitar Indonesia, seperti Singapura, Malaysia, China, bahkan India yang beberapa tahun yang lalu masih setara atau mungkin dalam beberapa hal masih tertinggal secara pengetahuan dan ekonomi oleh Indonesia sekarang sudah menjadi negara yang mempunyai teknologi tinggi.
Sungguh memprihatinkan melihat ada rakyat Indonesia yang meninggal karena kelaparan, memungut sisa makanan di tempat pembuangan sampah untuk di makan dan masih banyak hal lain yang memprihatinkan. Sementara pejabat dan anggota DPR yang terhormat malah tidak bisa menjaga kehormatannya dengan menghambur – hamburkan uang pajak yang di bayar oleh rakyat untuk bepergian keluar negeri, dan juga untuk di korupsi secara berjama’ah.
Menurut saya hal ini bisa terjadi karena orang – orang yang memegang amanah dari rakyat, baik itu anggota DPR maupun pejabat negara yang lain (dan mungkin mayoritas anggota masyarakat) masih memelihara sifat negatif sebagai berikut :1. Egois (mementingkan diri sendiri)2. Negative thinking3. Sombong
Ketiga hal tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Egois (mementingkan diri sendiri) Egois merupakan suatu sifat seseorang yang berbuat segala sesuatu hanya untuk
kepentingan diri atau golongannya saja. Egois ini bisa menurunkan sifat – sifat
lain yang juga tidak terpuji seperti :  Tidak jujur Tidak jujur yang dimaksud adalah tidak jujur dalam perbuatan dan juga dalam
kata – kata. Ada pepatah bijak yang menyatakan jujur – lah dalam setiap
tindakan dan kata – kata karena satu kebohongan akan selalu diikuti kebohongan
yang lain. Sayangnya kejujuran sekarang sudah sangat sulit di temui di negara
ini. Berapa banyak pejabat yang pada saat belum terpilih menjanjikan hal – hal
yang menyejukkan hati. Tetapi setelah terpilih, dia lupa akan janji – janji
yang telah dilontarkan. Seandainya semua orang atau anggota masyarakat tidak
jujur, bisa dibayangkan betapa kacaunya keadaan masyarakat. Satu sama lain akan
saling membohongi untuk kepentingan diri sendiri tidak memikirkan akibatnya
akan merugikan orang lain. Pada akhirnya semua akan menderita kerugian.  Tidak amanah Amanah adalah menjaga dan mempertahankan titipan / kepercayaan orang lain
sesuai dengan permintaan orang yang menitipkan. Bank mendapatkan amanah dari
nasabah untuk menyimpan dan mengelola uang nasabah dengan memberikan imbalan
sesuai yang dijanjikan, Presiden mendapatkan amanah dari rakyat untuk memimpin
negara sesuai dengan cita – cita yang termuat dalam UUD 1945, yaitu menuju
masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur, dan contoh –
contoh lain. Jadi amanah diberikan bukan untuk dimiliki tapi dijaga dan
dilaksanakan sesuai dengan permintaan prang yang menitipkan. Saya membayangkan,
seandainya orang – orang yang mendapat kepercayaan (jabatan, titipan dan lain –
lain) itu menyadari bahwa amanah yang diberikan bukan untuk dipergunakan
sewenang – wenang dan itu harus dipertanggungjawabkan bukan saja di dunia
(kepada yang menitipkan) melainkan di akhirat, di hadapan Allah SWT, mereka
pasti tidak akan berani menyelewengkan amanah tersebut. Orang egois yang menjadi pejabat dan merasa jabatan itu didapatkan oleh usaha
dan jerih payahnya sendiri, apalagi yang menjadi pejabat dengan cara menyuap,
tidak menyadari bahwa jabatan yang diperolehnya adalah amanah. Bila dia tidak
menyadari bahwa hal itu amanah, maka dia akan mempergunakan jurus ”aji
mumpung”. Hal ini akan mendorong orang tersebut untuk melakukan hal – hal yang
bisa merugikan orang lain bahkan merugikan negara. Mumpung jadi pejabat dan
punya kekuasaan, mereka mempergunakannya untuk memperkaya diri sendiri
supaya ”balik modal” dan kalau sudah balik modal ingin mendapat profitnya,
setelah mendapat profit ingin profit yang lebih besar lagi dan begitu
seterusnya. Karena serakah memang sifat dasar manusia, maka kalau orang seperti
ini tidak berada di ”jalan yang lurus” akan rusaklah masyarakat di sekitarnya.
Saya lihat usaha untuk memperbaiki ini sudah ada, yaitu melakukan proses fit
and proper test
yang di terapkan untuk memilih pejabat publik. Hal ini
sudah tepat diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Hanya saja, orang – orang
yang melakukan fit and proper test tersebut harus benar – benar orang yang bisa
di percaya (lagi – lagi harus orang yang bisa menjaga amanah) dan tidak punya
interest pribadi dalam melakukan proses tersebut.
  Tidak peka sosial (kurang empati) Empati didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengenali, mempersepsi
dan merasakan perasaan orang lain. Orang yang egois biasanya tidak punya atau
kurang punya empati, karena yang dipikirkan hanya dirinya sendiri dan tidak
memikirkan orang lain. Bila banyak anggota masyarakat kurang empati, maka
akibatnya tidak akan ada lagi budaya tolong menolong antar anggota masyarakat.
Contoh nyata akibat kurang empati ini adalah kasus meninggalnya ibu dan anak di
Makassar karena kelaparan. Bila hal ini dibiarkan berlarut – larut, maka akan
menimbulkan kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin. Pada akhirnya akan
bisa menimbulkan revolusi sosial, yaitu mereka yang kaya akan dimusuhi bahkan
mungkin akan terjadi kekerasan seperti kasus revolusi sosial di Perancis.